Friday, December 7, 2007

Seksologi: Masturbasi Karena Istri Hamil

Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi

Kasus:

"Saya seoranq pria, sudah menikah. Sekarang istri sedang hamil tua. Karena itu, hubungan seksual dengan istri sementara saya hentikan. Namun, permasalahan timbul apabila gairah muncul. Kalau melakukan hubungan seks dengan PSK, saya merasa berdosa. Niat itu saya urungkan. Syukurlah, hingga saat ini saya masih bisa mengendalikan diri. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut terpaksa saya melakukan masturbasi, dan kadang-kadang dibantu oleh istri. Pertanyaan saya, apakah ada efek sampingnya terhadap kehidupan seks bila melakukan masturbasi, padahal sudah mempunyai istri? Sampai umur kehamilan berapakah boleh melakukan hubungan seksual, dan apakah tidak ada pengaruhnya terhadap posisi bayi yang sedang dikandung? Setiap kali saya melihat wanita cantik apalagi seksi, seketika itu gairah saya muncul dan ingin melakukan hubungan dengan istri. Apakah ini wajar?"

(S., Balikpapan)

Jawaban:

Dorongan Dikendalikan

Dorongan seksual yang muncul sebenarnya dapat dikendalikan. Jadi, bukan berarti kalau ada dorongan seksual, lalu harus melakukan hubungan seksual.

Ada anggapan salah, bahwa kalau muncul dorongan seksual tetapi tidak dilampiaskan melalul hubungan seksual, dapat menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan. Sekali lagi, ini merupakan anggapan yang salah. Justru manusia harus dapat mengendalikan dorongan seksualnya, sehingga dapat mengatur berlangsungnya hubungan seksual.

Kemampuan mengendalikan dorongan seksual sangat diperlukan karena tidak selalu hubungan seksual dapat dilakukan. Dalam keadaan tertentu, ketika pasangan tidak ada atau tidak bersedia melakukan hubungan seksual, dorongan seksual harus dikendalikan.

Dalam keadaan hamil, suami seharusnya memperhatikan keadaan fisik dan psikis istrinya. Kalau dalam keadaan hamil istri menjadi lemah karena beban kehamilannya, apalagi disertai efek samping seperti muntah dan pusing, suami harus mengerti bahwa pada umumnya dorongan seksual istri juga hilang.

Dalam keadaan begini, suami jangan memaksa istri harus melakukan hubungan seksual. Jadi, suami harus menngendalikan dorongan seksualnya.

Kepentingan Berdua

Dalam keadaan hamil tua, biasanya dorongan seksual menurun karena beban kehamilan semakin berat. Meski begitu, sebagian istri masih merasakan dorongan seksual seperti biasa.

Andaikata istri juga menghendaki, hubungan seksual dapat dilakukan dengan mengatur posisi agar tidak menimbulkan tekanan pada bagian perut. Hubungan seksual pada masa hamil tidak akan memengaruhi posisi janin di dalam rahim.

Kalau istri tidak menghendaki, lalu Anda melakukan masturbasi, itu bukanlah masalah, apalagi istri membantu melakukan rangsangan. Tentu saja aktivitas seksual ini jauh lebih baik dan tidak berisiko daripada hubungan seksual dengan PSK.

Lebih jauh, ini juga berarti melindungi istri dan janin di dalam rahim dari akibat buruk yang mungkin timbul akibat hubungan seksual tidak sehat. Tidak ada akibat apa pun karena melakukan masturbasi.

Barangkali perlu saya ingatkan bahwa kehidupan seksual adalah kehidupan bersama pasangan suami istri. Ini berarti dibutuhkan saling pengertian antara suami dan istri untuk kebahagiaan bersama. Jadi, suami jangan hanya memikirkan kepentingan dorongan seksualnya sendiri, melainkan juga perhatikan dorongan seksual istri.

Dorongan seksual dapat muncul bila ada rangsangan seksual yang diterima, baik berupa rangsangan fisik maupun rangsangan psikis. Bila dorongan seksual Anda muncul ketika melihat wanita cantik dan seksi, itu sesuatu yang wajar karena Anda menerima rangsangan secara visual.

Kalau kemudian Anda ingin melakukan hubungan dengan istri, itu juga wajar. Yang tidak wajar bila Anda kemudian ingin melakukan hubungan seksual dengan wanita yang Anda lihat itu. ***

kompas.com